Penyesalan Didalam Api

 hallo semuanya, apa kabar kalian?. Disini saya sudah kembali lagi, setelah sekian lama tidak membuat blog hehe. sekarang gw mau membahas tentang pengalaman pribadi yang bisa di bilang cukup miris, buat saya lebih tepat nya. kalau lo yang udah nonton vlog gw di youtube, akan lebih mudah untuk gw ngejelasinnya, tapi mari kita menanggap gak ada yang nonton jadi akan gw jelasin dari awal.

Di hari Selasa, tanggal 5 April 2022, di Timika lebih tepatnya, terjadi kebakaran di depan sekolah gw, kebakarannya itu menimpah rumah atau kios-kios di sampng mall, untungnya mall nya gak kena dan barber langganan gw di sebelah juga gak kena kwkw. ok, back to the topic, di situ gw baru selesai ujian dan singkat cerita gw ngerekam kebakaran tersebut untuk dokumentasi pribadi sampai pemadam datang.

sorenya saat gw sudah di rumah, gw lagi jaga toko dan ada ibu datang dengan muka yang sangat gelisah, sampai gw juga tau kalau dia lagi sulit banget hanya dari melihat muka nya aja. Ibu itupun menghampiri gw dan gelisah ''Adek, bisa bantu saya tidak?" kata si ibu. "bantu apa bu?" kata gw, kemudian ibu itu menjawab dengan ragu "saya bole minta uang kah dek, untuk beli beras?", gw diam sejenak dan bingung, lanjut si ibu "soalnya dompet saya terbakar di tempat kerja", ibu itu berbicara dengan raut wajah yang sedih, gw menjawab "maaf bu, saja juga lagi gak punya uang", dengan ekspresi yang canggung, lalu ibu itu berterima kasih dan melanjutkan perjalanan dengan sedih, tetapi tetap berusaha untuk tegar.


and after a view minutes, I realize. THAT WAS MY BIGGEST REGRET ON THAT DAY, and I think until now.

setelah beberapa menit, baru gw menyadari, jangan-jangan ibu itu adalah korban dari kebakaran barusan (gw belum tau apa kah argumen gw di kapala itu benar atau salah, karena gw juga gak tau kebenarannya), tetapi melihat dari ekspresi ibu itu, sepertinya gw benar, dan gw benar-benar menyesal karena gak kasih apa-apa. Miris nya adalah, gw ngerekam kejadian tersebut sama teman-teman gw, ketawa-ketawa, seru-seruan, dan saat ada korban yang minta pertolongan, tidak gw bantu, sama aja bersenang-senang di atas penderitaan orang lain. kan Bangsat.

saat itu gw sangat gelisah dan menyalakan diri gw sendiri, dan gw masih merasakan itu sampai sekarang. mungkin ibu itu sudah menemukan orang baik di luar sana, tetapi kenapa bukan gw?. saat itu gw emang gak bawah uang, tetapi sebenarnya kalau gw mau, gw bisa ambil di atas, tapi gw nya yang bgst.


ARGUMENT

Tenang aja, di sini gw tidak hanya akan bacot soal kesalahan dan penyesalan gw, gw juga punya beberapa argumen yang gw sinyalir, menjadi dasar akan tindakan bodoh gw kemarin, yah anggap aja ini pembelaan gw akan kesalahan yang gw lakukan kwkw.

1. Banyak nya pemalakan, Pengemis Palsu

Sudah menjadi rahasia umum, khusus nya untuk orang yang bernasib seperti gw yang tinggal di keluarga dengan penghasilan dari toko, bahwa akan ada orang-orang yang datang dan meminta uang untuk di bantu, dan hampir setiap hari, tidak jarang juga terjadi pemaksaan, sudah jadi rahasia umum juga kalau uangnya sebenarnya bukan di pake untuk menunjang kehidupan tetapi di pake untuk kesenangan semata, bahkan sampai beralasan kalau itu adalah iuran yang di wajibkan oleh pemerintah.


Gw merasa, keraguan gw untuk memberi pada seseorang, datang dari orang orang palsu seperti mereka. Gara-gara mereka yang meminta-minta untuk hal yang tidak perlu, bahkan pemaksaan, akan berefek pada orang-orang yang sebenarnya dia perlu nih, untuk makan, untuk anaknya, emang lagi susah, lagi di bawah nih. Ini sangat membingungkan gw dalam memberi orang sekarang ini. apa kah gw kasih aja? padahal gw gak tau tujuannya, atau gw gak kasih semua sekalian? padahal gw merasa dia butuh nih. gw bingung meterannya itu dimana, untuk menentukan orang butuh sama orang gak butuh-butuh amat. atau kalau mau ngasih, yah ngasih aja? bingung gw suguh mati.


2. Gw yang kurang interaksi

Gak adil rasanya kalau gw cuma menyalakan faktor Eksternal, di kasus ini, gw juga menyalahkan diri gw sendiri. gw merasa, kalau gw juga kurang interaksi dengan lingkungan dan dengan orang-orang yang tidak gw kenal, hal itu membuat gw selalu dalam "mode bertahan" saat bertemu dengan orang asing. itu mungkin menjadi alasan kenapa gw hampir selalu menolak hal-hal dari orang lain, mungkin gw perlu lebih banyak bergaul untuk lebih menumbuhkan rasa peduli dalam diri gw. gw tahu kalau menerima segala hal dari orang lain bisa berbahaya karena siapa tau dia kriminal, kita kan gak tahu, tetapi sepertinya terlalu banyak menolak juga gak baik sih. mungkin sekarang gw harus lebih banyak menawarkan bantuan pada seseorang untuk menumbuhkan kebiasaan itu.

3. Orang tua

Disini gw gak menyalahkan orang tua gw, tetapi akhir-akhir ini orang tua gw sering membatasi gw dalam memberi sesuatu pada orang, karena gw pernah memberikan uang pada seseorang dalam jumlah besar, bukan karena gw baik, emang gw goblok aja kwkw. gw mengerti kenapa orang tua gw menekan kan gw untuk tidak terlalu memberi pada orang, karena gw belum bisa mengukur keperluan gw, mungkin aja sebenarnya gw masih butuh uang itu tetapi gw main kasih aja, intinya gw ngerti kenapa orang tua gw begitu concern.

Tetapi terkadang, otak gw saat ini, masih sulit untuk menyesuaikan dengan prinsip baru yang di tanamkan oleh orang tua gw, otak gw sering kali semenjak prinsip itu di download di kepala gw, bahwa gw harus menyimpan uang ini, dan tidak bole menyeluarkannya sedikitpun, itu yang ada di otak gw, gw tau bukan begitu maksudnya tetapi terkadang otak gw meresponnya dengan begitu, lu ngerti gak? kwkw, gw anggap itu sebagai proses menyesuaikan diri sih, tetapi harus gw udah dari sekarang kayaknya, supaya gak keterusan.


segitu aja yang ingin gw bakikan sama lo, terima kasih banyak lo udah baca sejauh ini, ini sebenarnya gak penting-penting amat buat hidup lo. tetapi cuma lo yang mau dengerin gw, so yeah, thanks alot.

bonusnya semoga bisa jadi pembelajaran buat lo, atau paling tidak menjadi pertimbangan lo dalam memberi, dan membuat lo pahan kenapa gw seperti sekarang.

terima kasih banyak, sampai jumpa di blog selanjutnya. bye.



Postingan populer dari blog ini

About

Day 30 #30Daywritingchallenge

Day 28 #30Daywritingchallenge